Resensi Novel
Judul Novel : Ingkar
Pengarang : Boy Candra
Tahun Terbit : 2020
Penerbit : KataDepan
Jumlah Halaman : 350 halaman
Pemain : Livka, Agung, Airin, Fahmi, Bima, Bang Asril
Buku ini berisi kisah cinta Livka dan Agung semasa
SMA. Awal bertemunya mereka pada saat berangkat sekolah karena berpapasan dan
terhenti pada satu peristiwa dijalan yaitu tertabraknya kucing, hal ini juga
yang membuat agung tertegun dan bersuka hati menguburkan jenazah kucing yang
berhasil membuat Livka merasa sedih. Agung membantu menguburkan kucing tetapi
sebelumnya menyuruh Livka untuk berangkat duluan ke sekolah karena ia tau
kelihatannya Livka murid baru dan selayaknya tidak kesiangan pada masa pertama
ia masuk. Meskipun begitu, mereka sebetulnya belum saling kenal namun Livka
sudah jatuh hati karena kebaikannya. Setiap pergi ke sekolah mereka sama-sama
suka mengendarai sepeda namun hanya berpapasan kala itu saja.
Singkat cerita, Livka tiba disekolah dan ternyata bertemu dengan sahabatnya dari kecil yaitu Airin. Bukan hal yang wajar bahwa Livka tidak merasa kaget dengan kehadiran Airin, karena sebelum lulus SMP Airin pernah mengungkapkan keinginannya untuk sekolah di SMK jurusan bisnis namun ternyata ia bertemu di SMA yang sama dengan sahabatnya itu. Usut punya usut bahwa Airin ternyata tidak direstui orang tuanya untuk belajar di SMK jurusan bisnis karena jauh dari rumahnya. Hal ini juga yang membuat mereka sangat bahagia, apalagi kebetulan mereka sekelas dan akhirnya bisa duduk bersebelahan. Hari itu pada jam istirahat mereka ingin pergi ke kantin, namun matanya tiba-tiba tertuju pada Agung yang berdiri didepan bendera yang berarti sebuah tanda bahwa Agung sedang dihukum. Dari situ, Livka merasa bersalah kepada Agung yang meninggalkannya sendirian untuk menguburkan kucing yang ditemuinya dijalan tadi. Livka tak pernah segan untuk menceritakan segalanya kepada Airin termasuk kejadian tadi pagi karena ia sahabatnya dari kecil dan memang dari dulu sering berbagi baik suka maupun duka.
Disisi lain, Agung pada dasarnya merupakan anak yang baik dan nurut kepada orang tua, selain itu dia merupakan anak tunggal dan anak orang kaya. Namun, karena orang tuanya sibut bekerja maka ia sering kali merasa kesepian. Akhirnya ia bergabung dengan grup Fahmi yang terdiri dari 3 anggota yaitu Fahmi, Agung dan Bima. Bosnya adalah Fahmi dan grup itu terkenal dengan kejengkelan dan keusilannya pada perempuan. Namun, anak-anak di sekolah tidak bisa melawan ketika jadi korban kejengkelan dan keusilan mereka karena Fahmi bosnya. Fahmi selalu bersikap seperti penguasa di sekolah dan terkenal kejam jika harus berhadapan langsung dengannya. Sikapnya itu akhirnya berdampak kepada kedua anggota grupnya, mereka juga ditakuti dan disegani karena takut pada Fahmi yang tak pernah segan untuk melakukan apapun kepada orang yang mengganggunya dan teman se-grupnya.
Pada suatu waktu, Livka tau kelakuan Agung dan
teman-temannya ketika berurusan langsung dengan mereka bahkan Livka sempat
menjadi korbannya. Namun, berbeda dengan korban yang lainnya Livka tidak takut
kepada mereka dan selalu berani memarahi siapa saja yang mengganggunya.
Misalnya pada saat itu, Livka, Airin dan adiknya Livka sedang bermain didanau,
karena lapar adiknya Livka disuruh untuk membeli makanan sendiri namun
sayangnya dia pun jadi korban pemalakan uang. Untung Livka dan Airin melihatnya
dari kejauhan dan menyergap grup mereka. usut punya usut ternyata grup mereka
telah membuat rencana itu tanpa sepengetahuan Agung, Livka dan Airin. Hal ini
juga yang membuat Agung marah dan akhirnya keluar dari grup. Awalnya Agung
hanya tidak mau seorang perempuan berurusan dengan grupnya namun Livka berbeda
ia selalu saja terlibat dan menjadikan Agung merasa berat. Hal yang menjadikan
berat bagi Agung itu karena ia merasa sudah jatuh hati pada Livka sehingga ia
berpura-pura benci dan ketus setiap bertemu bukan tak lain hanya untuk
melindungi Livka agar tidak selalu mengikuti urusannya.
Agung dan Livka menjadi lebih dekat dan sering bersama-sama baik dalam sekolah maupun diluar apalagi ketika mereka akhirnya jadian. Hal ini menjadikan Airin cemburu sebagai sahabatnya karena merasa Livka telah berpaling darinya dan sering mengabaikannya. Namun, sebagai sahabat yang baik ia pun sering mengingatkan Livka untuk tidak lupa akan cita-citanya kuliah didaerah jauh dan mendapatkan beasiswa.
Singkat cerita Agung kelas 3 dan akan segera lulus meninggalkan Livka kuliah, karena mereka berbeda 1 tahun dimana Agung adalah seniornya. Livka tak gentar untuk selalu memotivasi Agung agar semangat dalam belajar dan segera lulus ujian. Namun, hati kecilnya selalu was-was dalam menjaga hati. Sering terbesit dalam hatinya ketidakpercayaan bahwa Agung atau dirinya tidak bisa menjaga hatinya sendiri. Apalagi jaraknya yang jauh dan komunikasi tidak akan bisa lancar seperti biasanya. Hal ini karena Livka tidak punya telepon seluler dan berpacaran dengan Agung hanya bertemu langsung baik disekolah ataupun ke tempat lainnya.
Singkat cerita, Agung lulus ujian masuk perguruan tinggi dengan mengambil jurusan manajemen. Hal ini membuat Livka putus asa dan memutuskan untuk putus namun Agung selalu meyakinkannya untuk selalu setia menunggunya. Bersamaan pula dengan tidak direstuinya hubungan Livka dengan agung oleh orang tuanya maka Livka merasa bingung untuk mengambil pilihan. Orang tuanya tidak merestui Agung karena ayahnya merupakan seorang tengkulak licik dan ayah Livka merupakan seorang petani yang pernah ditipu oleh ayahnya Agung sehingga ia masih sakit hati.
Hari demi hari Livka mencoba membuatnya fokus kuliah untuk mewujudkan mimpinya kuliah dan mendapatkan beasiswa meskipun sesekali bayangan Agung selalu menghampiri. Disisi lain, Agung mendapatkan teman perempuan baru dan ia adalah anak dari teman orang tuanya sekaligus anak ibu kosnya. Awalnya Agung tidak pernah menganggapnya lama-lama ia menjadi dekat karena tidak enak dengan ibu kosnya untuk mengabaikannya. Sampai suatu hari ia bermain dengan perempuan itu sampai larut malam dan karena hujan ia terpaksa menginap disuatu tempat. Pada akhirnya mereka melakukan kesalahan yang tidak disadarinya dan perempuan itu hamil. Kemudian, iapun harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Untungnya orang tua Agung merestuinya menikah dengan syarat kuliah tetap berlanjut. Hal ini juga yang membuat Livka benci Agung, dia mendapatkan keyakinan dari Agung untuk tetap menunggu dan setia namun pada akhirnya ternyata mengingkari-nya juga.
Pasca tau, Agung mengkhianatinya maka Livka pun menjadi lebih fokus belajar sampai pada akhirnya Livka mendapatkan beasiswa dan masuk jalur PMDK pada salah satu perguruan tinggi yang jauh dari daerahnya.
Singkat cerita akhirnya Livka bersama sepupunya Airin yaitu bang Asril yang membuat dirinya sampai bisa menjalani hidup sekarang. Ia adalah orang yang mendukungnya saat berada dalam keterpurukan dan menjadi pengobat hatinya. Bang Asril adalah sepupu airin yang umurnya lebih tua, namun dari kecil ia sudah tau dan mengenalnya bahkan sering bermain dengan nya pula. Ketika dirinya terpuruk karena Agung, ia diberikan beberapa buku motivasi untuk segera bangkit dan segera pulih. Hal itu adalah bentuk kepedulian bang Asril terhadap Livka. Mereka tak menyangka bahwa kenangan-kenangan semasa kecilnya pun menjadi cerita yang menyatukan bagi mereka. Ketika Livka akan pergi kembali ke tempat perantauan untuk kuliah, bang Asril mengutarakan satu kalimat kepada Livka yaitu “Aku rumahmu dan pulanglah kapanpun kau mau”.
Kelebihan dan
Kekurangan Novel
·
Kelebihan :
1. Jalan cerita nya terurut, jelas dan
detail.
2. Setiap tokoh di tampilkan sesuai kapasitas
masing-masing.
3. Terdapat kumpulan
kata-kata menarik di setiap pergantian bab.
4. Menggunakan
kata-kata sederhana sehingga mudah dipahami.
Kekurangan : 1. Akhir cerita dapat ditebak.
2. Cover buku
terlalu simple, tidak terlalu menarik.
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
Novel
A. Unsur Intrinsik :
Tema : Seorang laki-laki yang ingkar
janji terhadap seorang perempuan yang setia
Alur : Maju
Tokoh : Livka, Agung,
Airin, Fahmi, Bima, Bang Asril
B.
Unsur Ekstrinsik :
Biografi :
Boy Candra adalah seorang
laki-laki kelahiran Sumatera Barat, 21 November 1989. Penulis Setelah Hujan
Reda ini dulunya sangat aktif berorganisasi. Salah satu organisasi yang dia
ikuti adalah Organisasi Komunikasi dan Radio.
Ia memang sudah rutin menulis di blog
nya yaitu rasalelaki.blogspot.com. Laki-laki yang mulai menulis sejak tahun
2011 ini tidak hanya suka menuliskan cerita-cerita romansa, ia juga suka
menuliskan puisi.
Penulis Cerita yang Telah Usai ini
memang sudah menyukai puisi sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Sejak mulai
aktif menulis di tahun 2011, ia melewati banyak sekali rintangan untuk sampai
titik ini.
Sejak awal, dia selalu ditolak oleh para penerbit buku. Namun, meskipun selalu ditolak oleh penerbit, Ia tidak pantang menyerah. Sampai akhirnya, pada tahun 2013, bukunya yang berjudul Origami Hati berhasil diterbitkan.
Pertimbangan
“Sampai suatu hari ia bermain dengan perempuan itu sampai larut malam dan karena hujan ia terpaksa menginap disuatu tempat. Pada akhirnya mereka melakukan kesalahan yang tidak disadarinya dan perempuan itu hamil. Kemudian, iapun harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Untungnya orang tua Agung merestuinya menikah dengan syarat kuliah tetap berlanjut.” Berdasarkan dari kutipan akhir cerita novel tersebut, dapat disimpulkan bahwa novel tersebut lebih layak dibaca oleh kalangan Remaja – Dewasa.
Komentar
Posting Komentar